Rabu, 05 Desember 2012

STRATIFIKASI SOSIAL


PENGERTIAN STRATIFIKASI SOSIAL
Stratifikasi sosial adalah pembedaan/ pengelompokan masyarakat ke dalam lapisan- lapisan secara bertingkat.
Max Weber mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang- orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan, hak istimewa, dan prestise.
Cuber mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola penempatan kategori kelas sosial berdasarkan hak-hak yang berbeda.
Pitirim A. Sorokin mendefinikan stratifikasi sosial sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas- kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki).
Perwujudan pelapisan di dalam masyarakat dikenal dengan istilah kelas-kelas sosial. Kelas sosial terdiri atas kelas sosial tinggi (upper class), biasanya dimiliki oleh para para pejabat atau penguasa dan pengusaha kaya. Kelas sosial menengah (middle class), biasanya meliputi kaum intelektual, seperti dosen, peneliti, mahasiswa, pengusaha kecil dan menengah, serta pegawai negeri. Dan kelas sosial rendah (lower class), merupakan kelompok terbesar dalam masyarakat, biasanya meliputi buruh dan pedagang kecil.
Dalam masyarakat yang paling sederhana dan homogen, biasanya pembedaan peranan dan kedudukan relatif sedikit sehingga stratifikasi sosialnya pun sedikit. Pelapisan sosial dalam masyarakat ini didasarkan pada jenis kelamin, senioritas, dan kekuasaan.
Sebaliknya, pada masyarakat modern, pelapisan sosial didasarkan pada kriteria pendidikan yang menimbulkan beraneka ragam keahlian atau profesi (pembagian kerja). Beberapa jenis pekerjaan dihargai lebih tinggi daripada pekerjaan lain.
FAKTOR PENYEBAB STRATIFIKA SOSIAL
Beberapa kondisi umum yang mendorong terciptanya stratifikasi sosial dalam masyarakat menurut Huky (1982) adalah sebagai berikut.
1.      Perbedaan ras dan budaya. Perbedaan ciri biologis, seperti warna kulit, latar belakang etnis dan budaya pada masyarakat tertentu dapat mengakibatkan kelas-kelas sosial tertentu.
2.      Pembagian kelas yang terspesialisasi. Spesialisasi berkaitan dengan fungsi kekuasaan dan status dalam stratifikasi sosial. Perbedaan posisi atau status anggota masyarakat berdasarkan pembagian kerja ini terdapat dalam setiap masyarakat, baik pada masyarakat primitif maupun pada masyarakat yang sudah maju.
3.      Kelangkaan. Stratifikasi lambat laun terjadi karena alokasi hak dan kekuasaan yang jarang atau langka. Kelangkaan ini terasa bila masyarakat membedakan posisi, alat-alat kekuasaan, dan fungsi-fungsi yang ada dalam waktu yang sama.


DASAR STRATIFIKASI SOSIAL DALAM MASYARAKAT
Kekayaan
Kriteria kekayaan berkaitan erat dengan pendapatan. Semakin besar pendapatan seseorang, semakin besar pula kesempatan baginya untuk memiliki sebanyak mungkin harta benda. Selain itu, semakin besar pula peluangnya untuk menduduki strata atas.
Kekuasaan
Kekuasaan berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menentukan kehendaknya terhadap orang lain (yang dikuasai). Kekuasaan didukung oleh unsur lain, seperti kedudukan atau posisi dalam masyarakat, kekayaan yang dimiliki, kepandaian, bahkan kelicikan.anggota masyarakat yang memiliki kekuasaan dan wewenang terbesar akan menempati lapisan sosial yang paling atas.
Keturunan
Dalam masyarakat feodal, anggota masyarakat dari keluarga raja atau kaum bangsawan akan menempati lapisan atas.
Pendidikan
Dalam masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan atau pendidikan, orang yang memiliki keahlian atau profesi akan mendapatkan penghargaan yang lebih besar dibanding orang yang tidak memiliki keahlian, berpendidikan rendah, ataupun buta huruf.
STATUS DAN KEDUDUKAN
Status atau kedudukan menunjukkan hak dan kewajiban seseorang dalam masyarakat.
Cara- cara memperoleh status atau kedudukan adalah sebagai berikut.
1.      Ascribed Status adalah kedudukan yang diperoleh secara otomatis tanpa usaha. Kedudukan tersebut sudah diperoleh sejak lahir. Contoh: gelar bangsawan yang diperoleh seorang anak dari orang tuanya.
2.      Achieved Status adalah kedudukan yang diperoleh seseorang dengan usaha atau disengaja. Kedudukan ini bersifat terbuka bagi siapa saja. Achieved Status biasanya berupa kedudukan yang diperoleh melalui pendidikan, seperti dokter, insinyur, guru, gubernur, ketua OSIS, dan pengacara.
3.      Assigned Status merupakan kombinasi dari perolehan status menjadi usaha dan status yang diperoleh secara otomatis. Status ini diperoleh melalui penghargaan atau pemberian dari pihak lain. Assigned Status dapat berupa tanda jasa atas perjuangan memenuhi kebutuhan atas kepentingan masyarakat. Contoh: gelar pahlawan dan siswa teladan.
Dalam kehidupan bermasyarakat selalu ada benturan-benturan atau pertentangan yang dialami seseorang yang berkaitan dengan status yang dimilikinya. Hal inbi disebut konflik status.
Konflik status dapat dibedakan menjadi konflik status yang bersifat individual, antarkelompok, dan antarindividu.
1.      Konflik status individual adalah konflik status yang dirasakan oleh seseorang dalam batinnya sendiri.
2.      Konflik status antarkelompok adalah konflik kedudukan atau status yang terjadi antara kelompok yang satu dan kelompok yang lain.
3.      Konflik status antarindividu adalah konflik status yang terjadi antara individu yang satu dan yang lain.
PERANAN (ROLE)
Dalam konsep kedudukan, peranan merupakan aspek yang dinamis. Peranan adalah tingkah laku yang diharapkan dari orang yang memiliki kedudukan atau status. Apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka ia telah menjalankan peranannya. Kedudukan dan peranan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Tidak ada peranan tanpa kedudukan. Kedudukan tidak berfungsi tanpa peranan.
Peranan memiliki beberapa fungsi bagi individu maupun orang lain. Fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut.
·         Peranan seseorang dapat berfungsi sebgai alat pertahanan kelangsungan struktur masyarakat, misalnya peran sebagai ayah.
·         Peranan seseorang dapat pula berfungsi untuk membantu orang yang tidak mampu dalam masyarakat, misalnya peran sebagai dokter.
·         Peranan yang dimainkan seseorang juga merupakan sarana aktualisasi diri.
SIFAT STRATIFIKASI SOSIAL
Menurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya, stratifikasi sosial dibedakan menjadi stratifikasi sosial tertutup, stratifikasi sosial terbuka, dan stratifikasi campuran.
1.      Stratifikasi sosial tertutup (closed social stratification)
Stratifikasi ini adalah bentuk strata yang anggota dari setiap stratanya sulit mengadakan mobilitas vertikal. Mobilitas mereka hanya terbatas pada mobilitas horizontal. Karena itu, stratifikasi sosial ini bersifat diskriminatif, misalnya sistem kasta, pada masyarakata india, masyarakat rasialis, dan masyarakat feodal.
2.      Stratifikasi sosial terbuka (opened social stratification)
Stratifikasi ini bersifat demokratis. Kemungkinan mobilitasnya sangat besar. Maksudnya, setiap anggota strata dapat bebas berpindah strata sosial baik vertikal maupun horizontal. Contoh: seorang yag berusaha menjadi orang kaya dengan bekerja keras dan menuntut ilmu.
3.      Stratifikasi sosial campuran
Stratifikasi sosial campuran merupakan kombinasi antara stratifikasi tertutup dan terbuka. Misalnya, seorang anggota kasta brahmana mempunyai kedudukan terhormat dan sangat dihargai oleh masyarakat lingkungannya. Namun, jika ia pindah ke Jakarta ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat yang baru. Ia akan diperlakukan sesuai kedudukannya di tempat baru.
FUNGSI STRATIFIKASI SOSIAL
Stratifikasi sosial dapat berfungsi sebagai berikut.
1.      Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif, seperti menentukan penghasilan, tingkat kekayaan, keselamatan, dan wewenang.
2.      Menjadi sistem pertanggaan pada strata yang berhubungan dengan kewibawaan dan penghargaan.
3.      Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didapat melalui kualitas pribadi, keanggotaan kelompok, kerabat tertentu, milik, wewenang, atau kekuasaan.
4.      Penentu lambang-lambang (simbol status) atau kedudukan seperti tingkag laku, cara berpakaian dan bentuk rumah.
5.      Penentu tingkat mudah dan sukarnya bertukar kedudukan..
6.      Alat solidaritas di antara individu-individu atau kelompok yang menduduki sistem sosial yang sama dalam masyarakat.
WUJUD STRATIFIKASI SOSIAL
Ekonomi
Pembagian atau stratifikasi masyarakat berdasarkan ekonomi akan membedakan masyarakat atas kepemilikan harta. Berdasarkan kepemilikan harta, masyarakat dapat dibagi dalam tiga kelas.
1.      Kelas atas terdiri dari kelompok orang-orang kaya yang dengan leluasa dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, bahkan secara berlebihan.
2.      Kelas menengah terdiri dari kelompok orang-orang yang berkecukupan yang sudah memenuhi kebutuhan  pokok (primer).
3.      Kelas bawah terdiri dari kelompok orang miskin yang masih belum dapat memenuhi kebutuhan primer.
Sosial
Pelapisan masyarakat secara sosial ialah sistem pengelompokkan masyarakat menurut status. Umumnya, nilai status seseorang dalam masyarakat diatur dari prestise atau gengsi. Contohnya, orang lebih suka bekerja sebagai pegawai pemerintah yang bekerja di belakang meja daripada mnjadi seorang tukang bangunan, walaupun gaji yang diperoleh tukang bangunan lebih besar daripada gaji seorang pegawai pemerintah. Hal ini berkaitan dengan anggapan masyarakat bahwa pekerjaan di belakang meja lebih bergengsi daripada pekerjaan kasar.
Politik
Secara politik, pelapisan masyarakat didasarkan pada wewenang dan kekuasaan. Makin besar wewenang atau kekuasaan seseorang, semakin tinggi lapisan sosialnya. Masyarakat yang memiliki wewenang atau kuasa umumnya ditempatkan pada lapisan masyarakat atas. Kelompok ini mencakup para pejabat eksekutif, baik ditingkat pusata maupun desa, pejabat legislatif, dan pejabat yudikatif. Masyarakat yang tidak memiliki wewenang ditempatkan pada lapisan masyarakat bawah.
KONSEKUENSI STRATIFIKASI SOSIAL
Pakaian
Kelas-kelas sosial yang berbeda mempengaruhi cara berpakaian tiap kelompok masyarakat. Kelompok masyarakat dari kelas atas umumnya meniru gaya berpakaian para model terkenal di dunia. Bahan-bahan yang digunakakan pun adalah bahan yang berkualitas tinggi. Kelompok masyarakat dari kelas sosial menengah cenderung berpakaian sesuai dengan karya-karya perancang model dari dalam negeri. Bahan-bahan yang digunakan umumnya yang berkualitas sedang. Sementara kelompok masyarakat dari kelas bawah umumnya menggunakan desain yang telah dibuat oleh perusahaan-perusahaan pakaian. Pakaian-pakaian ini umumnya dijual di pasar-pasar tradisional dengan kualitas bahan yang rendah. Selain model pakaian, perbedaan juga dapat dilihat dari perlengkapan-perlengkapan busana lainnya seperti merek jam tangan, merek tas, dan merek sendal atau sepatu.
Rumah dan Perabot
Dari segi rumah tinggal atau pemukiman, kelompok masyarakat kelas atas umumnya membangun rumah bertipe besar dan mewah. Mereka menempati sebuah kawasan tertentu yang dilengkapi fasilitas keamanan yang memadai.
Selain tipe rumah dan pemukiman, perbedaan juga dapat kita lihat dari jenis kendaraan dan perabot rumah tangganya. Kelompok masyarakat kelas atas umumnya memiliki mobil impor dan perabot rumah tangga yang bermacam-macam bahkan barang impor. Mereka juga umumnya memperkerjakan orang lain untuk mengurus rumah dan anak-anaknya, seperti baby sister. Kelompok masyarakat kelas menengah umumnya memiliki mobil atau motor buatan dala negeri dan perabot rumah tangga yang sebagian besar buatan dalam negeri. Mereka juga umumnya mempekerjakan satua atau dua orang lain untuk mengurus rumah dan anak-anaknya. Sementara itu, kelompok masyarakat kelas bawah umumnya memiliki perabot rumah tangga yang sederhana dan tidak mempekerjakan orang lain.
Bahasa dan Gaya Bicara
Ketika berbicara, kelompok masyarakat kelas menengah ke atas umumnya sering menyelipkan istilah atau kata-kata asing. Tutur kata mereka juga cenderung sopan, tidak menyebutkan kata-kata kasar. Mereka juga sering kali terlihat berbicara menggunakan telepon selulernya. Sebaliknya, kelompok masyarakat dari kelas bawah umumnya ketika berbicara tidak terlalu mempertimbangkan etika. Umumnya mereka juga tidak segan-segan mengucapkan kata-kata kasar.
Makanan
Selera dan jenis makanan juga dapat menjadi tanda status sosial seseorang. Kelompok masyarakat kelas atas umumnya makan di restoran-restoran terkenal dengan menu-menu yang berasal dari luar negeri. Kelompok kelas menengah umumnya makan di restoran-restoran dalam negeri yang yang cukup terkenal. Kelompok kelas bawah umumnya mengkonsumsi makanan dalam negeri hasil olahan sendiri.
Gelar, Pangkat, atau Jabatan
Gelar, pangkat, atau jabatan juga sering menjadi tanda kelas social sesorang. Kelompok masyarakat kelas menengah ke atas umumnya memiliki sejumlah gelar atau pangkat yang mengikuti penulisan namanya, baik pada kartu nama atau pada surat-surat.
Hobi dan Kegemaran
Pada masa liburan, kelompok masyarakat kelas atas umumnya berlibur ke tempat-tempat rekreasi di luar negeri. Kelompok masyarakat kelas menengah umumnya berlibur ke berbagai tempat pariwisata di dalam negeri. Sementara, masyarakat kelas bawah umumnya berekreasi tidak jauh dari lingkungan pemukimannya.
Dalam hal olahraga, kelompok masyarakat kelas atas umumnya memilih olahraga seperti golf, balap mobil dan tenis. Sementara masyarakat kelas bawah umumnya memilih olahraga seperti bola kaki.
Di bidang music, kelompok masyarakat atas umumnya menyukai music-musik klasik dengan composer-komposer luar negeri. Kelompok kelas menengah umumnya menyukai jenis music jazz dan pop. Sementara kelompok masyarakat kelas bawah umumnya lebih menyukai jenis music tradisional, seperti campusari dan dangdut.

2 komentar: