PENGERTIAN
STRATIFIKASI SOSIAL
Stratifikasi
sosial adalah pembedaan/ pengelompokan masyarakat ke dalam lapisan- lapisan
secara bertingkat.
Max
Weber mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang- orang yang
termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki
menurut dimensi kekuasaan, hak istimewa, dan prestise.
Cuber
mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola penempatan kategori kelas
sosial berdasarkan hak-hak yang berbeda.
Pitirim
A. Sorokin mendefinikan stratifikasi sosial sebagai pembedaan penduduk atau
masyarakat ke dalam kelas- kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki).
Perwujudan
pelapisan di dalam masyarakat dikenal dengan istilah kelas-kelas sosial. Kelas
sosial terdiri atas kelas sosial tinggi (upper
class), biasanya dimiliki oleh para para pejabat atau penguasa dan
pengusaha kaya. Kelas sosial menengah (middle
class), biasanya meliputi kaum intelektual, seperti dosen, peneliti,
mahasiswa, pengusaha kecil dan menengah, serta pegawai negeri. Dan kelas sosial
rendah (lower class), merupakan
kelompok terbesar dalam masyarakat, biasanya meliputi buruh dan pedagang kecil.
Dalam
masyarakat yang paling sederhana dan homogen, biasanya pembedaan peranan dan
kedudukan relatif sedikit sehingga stratifikasi sosialnya pun sedikit.
Pelapisan sosial dalam masyarakat ini didasarkan pada jenis kelamin,
senioritas, dan kekuasaan.
Sebaliknya,
pada masyarakat modern, pelapisan sosial didasarkan pada kriteria pendidikan
yang menimbulkan beraneka ragam keahlian atau profesi (pembagian kerja).
Beberapa jenis pekerjaan dihargai lebih tinggi daripada pekerjaan lain.
FAKTOR
PENYEBAB STRATIFIKA SOSIAL
Beberapa
kondisi umum yang mendorong terciptanya stratifikasi sosial dalam masyarakat
menurut Huky (1982) adalah sebagai berikut.
1. Perbedaan
ras dan budaya. Perbedaan ciri biologis, seperti warna kulit, latar belakang
etnis dan budaya pada masyarakat tertentu dapat mengakibatkan kelas-kelas
sosial tertentu.
2. Pembagian
kelas yang terspesialisasi. Spesialisasi berkaitan dengan fungsi kekuasaan dan
status dalam stratifikasi sosial. Perbedaan posisi atau status anggota
masyarakat berdasarkan pembagian kerja ini terdapat dalam setiap masyarakat,
baik pada masyarakat primitif maupun pada masyarakat yang sudah maju.
3. Kelangkaan.
Stratifikasi lambat laun terjadi karena alokasi hak dan kekuasaan yang jarang
atau langka. Kelangkaan ini terasa bila masyarakat membedakan posisi, alat-alat
kekuasaan, dan fungsi-fungsi yang ada dalam waktu yang sama.
DASAR
STRATIFIKASI SOSIAL DALAM MASYARAKAT
Kekayaan
Kriteria
kekayaan berkaitan erat dengan pendapatan. Semakin besar pendapatan seseorang,
semakin besar pula kesempatan baginya untuk memiliki sebanyak mungkin harta
benda. Selain itu, semakin besar pula peluangnya untuk menduduki strata atas.
Kekuasaan
Kekuasaan
berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menentukan kehendaknya terhadap
orang lain (yang dikuasai). Kekuasaan didukung oleh unsur lain, seperti
kedudukan atau posisi dalam masyarakat, kekayaan yang dimiliki, kepandaian,
bahkan kelicikan.anggota masyarakat yang memiliki kekuasaan dan wewenang
terbesar akan menempati lapisan sosial yang paling atas.
Keturunan
Dalam
masyarakat feodal, anggota masyarakat dari keluarga raja atau kaum bangsawan
akan menempati lapisan atas.
Pendidikan
Dalam
masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan atau pendidikan, orang yang
memiliki keahlian atau profesi akan mendapatkan penghargaan yang lebih besar
dibanding orang yang tidak memiliki keahlian, berpendidikan rendah, ataupun
buta huruf.
STATUS
DAN KEDUDUKAN
Status
atau kedudukan menunjukkan hak dan kewajiban seseorang dalam masyarakat.
Cara-
cara memperoleh status atau kedudukan adalah sebagai berikut.
1. Ascribed
Status adalah kedudukan yang diperoleh secara otomatis tanpa usaha. Kedudukan
tersebut sudah diperoleh sejak lahir. Contoh: gelar bangsawan yang diperoleh
seorang anak dari orang tuanya.
2. Achieved
Status adalah kedudukan yang diperoleh seseorang dengan usaha atau disengaja.
Kedudukan ini bersifat terbuka bagi siapa saja. Achieved Status biasanya berupa
kedudukan yang diperoleh melalui pendidikan, seperti dokter, insinyur, guru,
gubernur, ketua OSIS, dan pengacara.
3. Assigned
Status merupakan kombinasi dari perolehan status menjadi usaha dan status yang
diperoleh secara otomatis. Status ini diperoleh melalui penghargaan atau
pemberian dari pihak lain. Assigned Status dapat berupa tanda jasa atas
perjuangan memenuhi kebutuhan atas kepentingan masyarakat. Contoh: gelar
pahlawan dan siswa teladan.
Dalam kehidupan
bermasyarakat selalu ada benturan-benturan atau pertentangan yang dialami
seseorang yang berkaitan dengan status yang dimilikinya. Hal inbi disebut
konflik status.
Konflik status dapat
dibedakan menjadi konflik status yang bersifat individual, antarkelompok, dan
antarindividu.
1.
Konflik
status individual adalah konflik status yang dirasakan oleh seseorang dalam
batinnya sendiri.
2.
Konflik
status antarkelompok adalah konflik kedudukan atau status yang terjadi antara
kelompok yang satu dan kelompok yang lain.
3.
Konflik
status antarindividu adalah konflik status yang terjadi antara individu yang
satu dan yang lain.
PERANAN (ROLE)
Dalam konsep kedudukan,
peranan merupakan aspek yang dinamis. Peranan adalah tingkah laku yang
diharapkan dari orang yang memiliki kedudukan atau status. Apabila seseorang
melaksanakan hak-hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka ia telah
menjalankan peranannya. Kedudukan dan peranan merupakan dua hal yang tidak
dapat dipisahkan. Tidak ada peranan tanpa kedudukan. Kedudukan tidak berfungsi
tanpa peranan.
Peranan memiliki beberapa fungsi bagi individu maupun
orang lain. Fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut.
·
Peranan
seseorang dapat berfungsi sebgai alat pertahanan kelangsungan struktur
masyarakat, misalnya peran sebagai ayah.
·
Peranan
seseorang dapat pula berfungsi untuk membantu orang yang tidak mampu dalam
masyarakat, misalnya peran sebagai dokter.
·
Peranan
yang dimainkan seseorang juga merupakan sarana aktualisasi diri.
SIFAT
STRATIFIKASI SOSIAL
Menurut
Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya, stratifikasi sosial dibedakan menjadi
stratifikasi sosial tertutup, stratifikasi sosial terbuka, dan stratifikasi
campuran.
1. Stratifikasi
sosial tertutup (closed social
stratification)
Stratifikasi
ini adalah bentuk strata yang anggota dari setiap stratanya sulit mengadakan
mobilitas vertikal. Mobilitas mereka hanya terbatas pada mobilitas horizontal.
Karena itu, stratifikasi sosial ini bersifat diskriminatif, misalnya sistem
kasta, pada masyarakata india, masyarakat rasialis, dan masyarakat feodal.
2. Stratifikasi
sosial terbuka (opened social
stratification)
Stratifikasi
ini bersifat demokratis. Kemungkinan mobilitasnya sangat besar. Maksudnya,
setiap anggota strata dapat bebas berpindah strata sosial baik vertikal maupun
horizontal. Contoh: seorang yag berusaha menjadi orang kaya dengan bekerja
keras dan menuntut ilmu.
3. Stratifikasi
sosial campuran
Stratifikasi
sosial campuran merupakan kombinasi antara stratifikasi tertutup dan terbuka.
Misalnya, seorang anggota kasta brahmana mempunyai kedudukan terhormat dan
sangat dihargai oleh masyarakat lingkungannya. Namun, jika ia pindah ke Jakarta
ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat yang baru. Ia akan
diperlakukan sesuai kedudukannya di tempat baru.
FUNGSI
STRATIFIKASI SOSIAL
Stratifikasi
sosial dapat berfungsi sebagai berikut.
1. Distribusi
hak-hak istimewa yang obyektif, seperti menentukan penghasilan, tingkat
kekayaan, keselamatan, dan wewenang.
2. Menjadi
sistem pertanggaan pada strata yang berhubungan dengan kewibawaan dan
penghargaan.
3. Kriteria
sistem pertentangan, yaitu apakah didapat melalui kualitas pribadi, keanggotaan
kelompok, kerabat tertentu, milik, wewenang, atau kekuasaan.
4. Penentu
lambang-lambang (simbol status) atau kedudukan seperti tingkag laku, cara
berpakaian dan bentuk rumah.
5. Penentu
tingkat mudah dan sukarnya bertukar kedudukan..
6. Alat
solidaritas di antara individu-individu atau kelompok yang menduduki sistem
sosial yang sama dalam masyarakat.
WUJUD
STRATIFIKASI SOSIAL
Ekonomi
Pembagian
atau stratifikasi masyarakat berdasarkan ekonomi akan membedakan masyarakat
atas kepemilikan harta. Berdasarkan kepemilikan harta, masyarakat dapat dibagi
dalam tiga kelas.
1. Kelas
atas terdiri dari kelompok orang-orang kaya yang dengan leluasa dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya, bahkan secara berlebihan.
2. Kelas
menengah terdiri dari kelompok orang-orang yang berkecukupan yang sudah
memenuhi kebutuhan pokok (primer).
3. Kelas
bawah terdiri dari kelompok orang miskin yang masih belum dapat memenuhi
kebutuhan primer.
Sosial
Pelapisan
masyarakat secara sosial ialah sistem pengelompokkan masyarakat menurut status.
Umumnya, nilai status seseorang dalam masyarakat diatur dari prestise atau
gengsi. Contohnya, orang lebih suka bekerja sebagai pegawai pemerintah yang
bekerja di belakang meja daripada mnjadi seorang tukang bangunan, walaupun gaji
yang diperoleh tukang bangunan lebih besar daripada gaji seorang pegawai
pemerintah. Hal ini berkaitan dengan anggapan masyarakat bahwa pekerjaan di
belakang meja lebih bergengsi daripada pekerjaan kasar.
Politik
Secara
politik, pelapisan masyarakat didasarkan pada wewenang dan kekuasaan. Makin
besar wewenang atau kekuasaan seseorang, semakin tinggi lapisan sosialnya.
Masyarakat yang memiliki wewenang atau kuasa umumnya ditempatkan pada lapisan
masyarakat atas. Kelompok ini mencakup para pejabat eksekutif, baik ditingkat
pusata maupun desa, pejabat legislatif, dan pejabat yudikatif. Masyarakat yang
tidak memiliki wewenang ditempatkan pada lapisan masyarakat bawah.
KONSEKUENSI STRATIFIKASI SOSIAL
Pakaian
Kelas-kelas
sosial yang berbeda mempengaruhi cara berpakaian tiap kelompok masyarakat.
Kelompok masyarakat dari kelas atas umumnya meniru gaya berpakaian para model
terkenal di dunia. Bahan-bahan yang digunakakan pun adalah bahan yang
berkualitas tinggi. Kelompok masyarakat dari kelas sosial menengah cenderung
berpakaian sesuai dengan karya-karya perancang model dari dalam negeri.
Bahan-bahan yang digunakan umumnya yang berkualitas sedang. Sementara kelompok
masyarakat dari kelas bawah umumnya menggunakan desain yang telah dibuat oleh
perusahaan-perusahaan pakaian. Pakaian-pakaian ini umumnya dijual di
pasar-pasar tradisional dengan kualitas bahan yang rendah. Selain model
pakaian, perbedaan juga dapat dilihat dari perlengkapan-perlengkapan busana
lainnya seperti merek jam tangan, merek tas, dan merek sendal atau sepatu.
Rumah dan Perabot
Dari
segi rumah tinggal atau pemukiman, kelompok masyarakat kelas atas umumnya
membangun rumah bertipe besar dan mewah. Mereka menempati sebuah kawasan
tertentu yang dilengkapi fasilitas keamanan yang memadai.
Selain
tipe rumah dan pemukiman, perbedaan juga dapat kita lihat dari jenis kendaraan
dan perabot rumah tangganya. Kelompok masyarakat kelas atas umumnya memiliki
mobil impor dan perabot rumah tangga yang bermacam-macam bahkan barang impor.
Mereka juga umumnya memperkerjakan orang lain untuk mengurus rumah dan
anak-anaknya, seperti baby sister.
Kelompok masyarakat kelas menengah umumnya memiliki mobil atau motor buatan
dala negeri dan perabot rumah tangga yang sebagian besar buatan dalam negeri.
Mereka juga umumnya mempekerjakan satua atau dua orang lain untuk mengurus
rumah dan anak-anaknya. Sementara itu, kelompok masyarakat kelas bawah umumnya
memiliki perabot rumah tangga yang sederhana dan tidak mempekerjakan orang
lain.
Bahasa dan Gaya Bicara
Ketika
berbicara, kelompok masyarakat kelas menengah ke atas umumnya sering
menyelipkan istilah atau kata-kata asing. Tutur kata mereka juga cenderung
sopan, tidak menyebutkan kata-kata kasar. Mereka juga sering kali terlihat
berbicara menggunakan telepon selulernya. Sebaliknya, kelompok masyarakat dari
kelas bawah umumnya ketika berbicara tidak terlalu mempertimbangkan etika.
Umumnya mereka juga tidak segan-segan mengucapkan kata-kata kasar.
Makanan
Selera
dan jenis makanan juga dapat menjadi tanda status sosial seseorang. Kelompok
masyarakat kelas atas umumnya makan di restoran-restoran terkenal dengan
menu-menu yang berasal dari luar negeri. Kelompok kelas menengah umumnya makan
di restoran-restoran dalam negeri yang yang cukup terkenal. Kelompok kelas
bawah umumnya mengkonsumsi makanan dalam negeri hasil olahan sendiri.
Gelar, Pangkat, atau Jabatan
Gelar, pangkat, atau jabatan
juga sering menjadi tanda kelas social sesorang. Kelompok masyarakat kelas
menengah ke atas umumnya memiliki sejumlah gelar atau pangkat yang mengikuti
penulisan namanya, baik pada kartu nama atau pada surat-surat.
Hobi
dan Kegemaran
Pada masa liburan, kelompok
masyarakat kelas atas umumnya berlibur ke tempat-tempat rekreasi di luar
negeri. Kelompok masyarakat kelas menengah umumnya berlibur ke berbagai tempat
pariwisata di dalam negeri. Sementara, masyarakat kelas bawah umumnya
berekreasi tidak jauh dari lingkungan pemukimannya.
Dalam hal olahraga, kelompok
masyarakat kelas atas umumnya memilih olahraga seperti golf, balap mobil dan
tenis. Sementara masyarakat kelas bawah umumnya memilih olahraga seperti bola
kaki.
Di bidang music, kelompok
masyarakat atas umumnya menyukai music-musik klasik dengan composer-komposer
luar negeri. Kelompok kelas menengah umumnya menyukai jenis music jazz dan pop.
Sementara kelompok masyarakat kelas bawah umumnya lebih menyukai jenis music
tradisional, seperti campusari dan dangdut.
Fungsi diferensiasi itu sendiri apa?
BalasHapussmm panel
BalasHapussmm panel
iş ilanları
instagram takipçi satın al
tiktok hile