Rabu, 05 Desember 2012

STRUKTUR SOSIAL


A.    STRUKTUR SOSIAL
Pengertian dan Ciri Struktur Sosial
George C. Homan mengaitkan struktur social dengan perilaku social elementer dalam kehidupan sehari-hari.
Talcott Parsons berpendapat bahwa struktur social adalah keterkaitan antarmanusis.
Coleman melihat struktur social sebagai sebuah pola hubungan antarmanusia dan antar kelompok manusia.
Kornblum menekankan konsep struktur social pada pola perilaku individu dan kelompok, yaitu pola perilaku berulang-ulang yang menciptakan hubungan antarindividu dan antarkelompok dalam masyarakat.
Soerjono Soekanto melihat struktur social sebagai sebuah hubungan timbal balik antara posisi-posisi sosial dan antara peranan-peranan sosial.
Abdul Syani melihat struktur sosial sebagai sebuah tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat.
Tatanan-tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat merupakan jaringan dari unsur-unsur sosial yang pokok seperti kelompok sosial, kebudayaan, lembaga sosial, stratifikasi sosial, kekuasaan, dan wewenang.
Dengan demikian, secara sederhana dapat kita katakana bahwa struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsure-unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial, dan lapisan-lapisan sosial.
Abdul Syani menyebutkan bahwa struktur sosial memiliki beberapa ciri sebagai berikut.
1.      Struktur sosial mengacu pada hubungan-hubungan sosial yang pokok, yang dapat memberikan bentu dasar pada masyarakat dan memberikan batas-batas pada kegiatan yang mungkin dilakukan oleh organisasi dalam masyarakat.
2.      Struktur sosial mencakup semua hubungan sosial antara individu-individu pada saat tertentu.
3.      Struktur sosial meliputi seluruh kebudayaan dalam masyarakat.
4.      Struktur sosial merupakan realitas sosial yang bersifat statis dan memiliki kerangka yang membentuk suatu tatanan.
5.      Struktur sosial merupakan tahapan perubahan dan perkembangan masyarakat yang mengandung dua pengertian.

Fungsi dan Bentuk Struktur Sosial
Mayor Polak menyatakan bahwa struktur sosial dapat berfungsi sebagai pengawas sosial, yakni sebagai penekan kemungkinan- kemungkinan pelanggaran terhadap norma, nilai, dan peraturan kelompok atau masyarakat.
Peter M. Blau membagi bentuk struktur sosial menjadi dua tipe yakni intersected social structure dan consolidated social structure.
1.      Sebuah struktur sosial dikatakan intersected jika keanggotaan dalam kelompok-kelompok sosial yang ada bersifat menyilang (interseksi). Artinya, keanggotaan dalam kelompok sosial tersebut memiliki latar belakang ras, suku bangsa, ataupun agama yang berbeda-beda.
2.      Sebuah struktur sosial dikatakan consolidated jika terjadi tumpang tindih parameter (tolak ukur) dan mengakibatkan penguatan identitas keanggotaan dalam sebuah kelompok sosial. Dalam proses tersebut, kelompok sosial berkembang menjadi wadah bagi individu-individu yang memiliki latar belakang ras, suku, kebiasaan, dan kepercayaan yang sama.
Menurut Nasikun, dalam konteks Indonesia, struktur sosial dapat dilihat secara horiontal dan vertikal. Secara horizontal, struktur sosial ditandai dengan adanya kesatuan sosial berdasarkan perbedaan suku bangsa, agama, dan adat. Secara vertikal, struktur sosial ditandai dengan adanya kesatuan sosial berdasarkan perbedaan lapisan-lapisan sosial. Dalam banyak literatur, struktur sosial secara horizontal disebut diferensiasi sosial, sedangkan struktur sosial secara vertikal disebut stratifikasi sosial.
B.     DIFERENSIASI SOSIAL
Pengertian Diferensiasi Sosial
Menurut kamus sosiologi, diferensiasi adalah klasifikasi atau penggolongan terhadap perbedaan-perbedaan tertentu yang biasanya sama atau sejenis. Pengertian sama di sini menunjuk pada klasifikasi masyarakat secara horizontal, mendatar, atau sejajar.
Dalam masyarakat beragam (plural society), pengelompokkan horizontal yang didasarkan pada perbedaan ras, etnis (suku bangsa), klan, dan agama, disebut dengan istilah kemajemukan sosial. Pengelompokkan berdasarkan perbedaan profesi dan jenis kelamin disebut heterogenitas sosial.
Kemajemukan  sosial ditandai dengan adanya perbedaan berdasarkan hal-hal berikut.
1.      Berdasarkan ciri fisik
2.      Berdasarkan ciri sosial
3.      Berdasarkan ciri budaya

Bentuk-Bentuk Diferensiasi Sosial
Kita dapat membagi masyarakat ke dalam enam kriteria, yakni ras, suku bangsa, klan, agama, profesi, dan jenis kelamin.
Diferensiasi Ras
Ras adalah suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri fisik bawaan yang sama. Apabila kita menyebut satu kelompok ras tertentu, maka ciri yang kita kemukakan adalah ciri fisiknya, bukan ciri budayanya. Secara garis besar, manusia dibagi ke dalam tiga kelompok ras utama berikut.
1.      Ras Mongoloid (berkulit kuning dan coklat)
2.      Ras Negroid (berkulit hitam)
3.      Ras Kaukasoid (berkulit putih)
Ciri-ciri fisik setiap ras berbeda karena beberapa faktor berikut.
1.      Kondisi geografis dan iklim
2.      Faktor makanan
3.      Faktor perkawinan (amalgamasi)
Diferensiasi Suku Bangsa (Etnis)
Suku bangsa merupakan hasil proses dari sistem kekerabatan yang lebih luas. Masyarakat dalam sistem kekerabatan ini tetap percaya bahwa mereka memiliki ikatan darah dan berasal dari nenek moyang yang sama.
Suku bangsa di Indonesia, secara garis besar adalah sebagai berikut.
1.      Di Pulau Sumatera ada suku bangsa Aceh, Gayo, Batak, Mandailing, Medan, Padang, Minangkabau, Bengkulu, Jambi, Palembang, Melayu, Enggano, Mentawai, dan Nias.
2.      Di Pulau Jawa ada suku bangsa Sunda, Jawa, Tengger, Madura, Bawean, Tambur, Banten, dan Betawi.
3.      Di Pulau Kalimantan ada suku bangsa Dayak, Bulungin, dan Banjar.
4.      Di Pulau Sulawesi ada suku bangsa Bugis, Makassar, Luwu, Mandar, To Seko, Banjau, Sangir, Toraja, Toli-Toli, Minahasa, Bolaang Mongondow, dan Gorontalo.
5.      Di Kepulauan Nusa Tenggara ada suku bangsa Bali, Bima, Sasak, Lombok, Manggarai, Ngada, Ende Lio, Dompu, Timor, dan Rote.
6.      Di Kepulauan Maluku dan Pulau Papua ada suku bangsa Ternate, Tidore, Dani, Waigeo, Biak, Yapen, dan Asmat.
Keanekaragaman suku bangsa di Indonesia juga menyangkut keanekaragaman budayanya. Hal ini meliputi perbedaan adat istiadat, religi, bahasa, dan keseniannya. Namun, tidak ada perbedaan fisik yang begitu besar antara suku-suku bangsa di Indonesia. Hal ini dapat disebabkan oleh kesamaan ras, akibat proses amalgamasi, dan migrasi penduduk.
Meskipun suku-suku bangsa ini tinggal di tempat yang berjauhan dan memiliki banyak perbedaan, mereka memiliki dasar-dasar persamaan berikut.
1.      Dasar kehidupan sosial yang sama berdasarkan asas kekerabatan (kekeluargaan).
2.      Asas-asas yang sama dalam hak atas tanah (hak kepemilikan tanah).
3.      Asas-asas persamaan dalam hukum adat.
4.      Sama-sama memiliki suatu bentuk perserikatan dan bentuk hubungan yang tidak dibuat tetapi terjadi, yaitu lembaga adat istiadat penduduk asli.
Diferensiasi Klan
Klan sering juga disebut kerabat, keluarga besar, atau keluarga luas (extended family). Klan merupakan kesatuan genealogis (kesatuan keturunan), religio magis (kesatuan kepercayaan), dan tradisi (kesatuan adat).
Klan juga merupakan kesatuan genealogis. Kesatuan genealogis adalah kesatuan ikatan darah atau keturunan yang sama, yakni dari garis keturunan ayah (patrilineal) atau garis keturunan ibu (matrilineal).
Dalam masyarakat Indonesia terdapat dua bentuk klan utama, yakni klan atas dasar garis keturunan ibu dan klan atas dasar garis keturunan ayah.
1.      Klan atas dasar garis keturunan ibu (matrilineal), terdapat antara lain pada masyarakat Minangkabau.
2.      Klan atas dasar garis keturunan ayah (patrilineal) antara lain terdapat terdapat pada masyarakat Batak dengan sebutan marga.
Diferensiasi Agama
Di Indonesia, kita mengenal agama Islam, Kristen, Katolik, Kristen Protestan, Hindu, dan Buddha. Di samping itu, berkembang pula agama atau kepercayaan lain seperti Kong Hu Chu, dan aliran kepercayaan Kaharingan. Dalam perkembangannya, agama mempengaruhi masyarakat. Sebaliknya masyarakat juga mempengaruhi agama sehingga terjadi interaksi yang dinamis.
Diferensiasi Jenis Kelamin
Walaupun tidak tepat diklasifikasikan atas dasar tingkatan (laki-laki berada pada lapisan atas dan perempuan pada lapisan bawah), pada masyarakat tertentu perbedaan jenis kelamin juga menentukan tingkatannya. Misalnya pada masyarakat patrilineal, laki-laki umumnya menduduki posisi lebih tinggi daripada perempuan. Hal ini berkaitan dengan hak dan kekuasaan.
Diferensiasi Profesi
Diferensiasi profesi merupakan pengelompokan masyarakat yang didasarkan pada jenis pekerjaan atau profesinya. Berdasarkan perbedaan profesi kita mengenal kelompok masyarakat berprofesi sebagai guru, dokter, pedagang, tentara, pegawai negeri, buruh, dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar